Mittwoch, 11. Januar 2012

berbeda diantara yang lain


Selama aku tinggal di Jerman, menjadi berbeda diantara yang lain hal yang sering aku alami. Menjadi seorang minoritas, terasing, berbeda dari kebanyakan orang - orang jerman yang lain. Perasaaan itu sering menghampiriku. Apakah sebuah perbedaan adalah hal yang salah?

Membawa kultur, pribadi, karakter dan juga semua prinsipku di Jerman, khususnya dalam pergaulan dengan orang - orang jerman terutama di dunia perkampusan, sangat memnuntut kesabaran, keberanian, ketegasan dan juga motivasi yang kuat. Sebuah tantangan bagi ku untuk bisa berintegrasi dengan baik, tanpa harus berasimilasi dengan hal - hal yang tadi aku jabarkan di atas. Sebagai seorang muslim, aku sangat bangga dengan agama yang aku anut, prinsip - prinsip hidupku pun sebagian besar adalah berasal dari agamaku. Aku bangga dan tidak terlintas dalam pikiranku untuk menjadi orang lain yang kehilangan jati diri nya hanya untuk bisa " diterima" di jerman dengan segala kebebasan nya.

Negara dengan penganut demokrasi dan kebebasan tinggi ini, disinilah aku tinggal. Memang di jerman, semuanya bisa terjadi dan kamu bisa menjadi siapapun, apapun jalan itu, salah benar baik ataupun buruk semuanya adalah pilihanmu. Terkadang orang - orang yang tidak kuat menahan arus nya, akan ikut terseret. Sementara yang masih berpegangan, mereka akan tetap bertahan di tengah arus pergaulan yang kuat ini. Pilihan kedua ini yang aku ambil. Sampai sekarang aku masih berpegangan dengan sesuatu, sesuatu yang menyelamatkan aku dari arus yang deras ini. Berpegang dengan nilai - nilai agama, moral dan tentu tak lupa nasihat - nasihat dari orang tua ku yang masih ku jaga hingga saat ini. Dan itu lah yang membuat aku menjadi berbeda diantara yang lain nya.

Aku saat ini kuliah di Hochschule Fulda. Hochschule Fulda adalah sebuah kampus kecil yang terletak di kota Fulda di bagian timur Hessen.

Saat ini aku berkuliah di jurusan Oecotrophologie. Jurusan yang memang terdengar awam di telinga banyak orang. Kalau mereka bertanya, pasti akan ada lanjutan pertanyaan. Jurusan apa itu ? :D ini adalah jurusan memang tidak umum terdengar bahkan bagi orang Jerman sekalipun. Kalau ditanya, kenapa mau ambil jurusan ini? Jurusan ini mencakup dari 3 ilmu penting yaitu, Ilmu gizi, Teknik Lingkungan, dan juga Ekonomi. Karena cakupannya yang sangat luas ini, yang menjadikan saya sangat tertarik dengan harapan peluang untuk mendapatakan lahan kerja juga akan lebih mudah. Tapi satu hal yang lebih penting yang juga menjadi impianku sampai sekarang. Aku ingin sekali mengabdikan ilmu ku bukan hanya untuk kepentingan pribadi semata. Aku ingin menggunakan ilmu ku untuk bisa memperbaiki negaraku terutama untuk anak - anak di Indonesia yang mengalami kemiskian dan efek dari kemiskanan ini adalah buruknya asupan gizi bagi anak - anak ini. Dimana masayarakat Indonesia masih belum "melek" gizi yang dibutuhkan tubuh. Potensi yang dipunyai Indonesia sangat melimpah, ujar Profesorku. Dan saya sangat yakin Indonesia adalah negara kuat dengan banyak potensi namun sayangnya, banyak potensi2 itu justru di manfaat oleh bangsa asing.

Berawal dari alasan - alasan itu lah, aku mantap mengambil jurusan ini. Terdapat kurang lebih 100 mahasiswa/i di angkatan kami. Hanya 10 orang dari mahasiswa itu adalah laki laki. Dan hanya 5 orang dari 100 mahasiswa itu adalah orang asing ( german: Ausländer ). Lebih mengkerucut lagi, tinggal aku, satu - satunya perempuan asia, dengan bahasa jerman pas - pasan, dan satu -satunya perempuan yang memakai jilbab. Sungguh sangat kontras bukan? Itulah awal - awal perbedaan itu dimulai.

Perbedaan dimulai ketika orang - orang menyoroti aku dengan jilbab. Pertanyaan yang bermunculan pastinya adalah pertanyaan - pertanyaan yang memojokan kaum muslim perempuan yang berjilbab. Seperti misalnya, kenapa sih kamu menutupi kecantikan mu? ngapain sih kamu pake itu ( red: jilbab ) kamu dipaksa orang tuamu? kenapa sih orang2 muslim itu bercadar? knapa kamu pake jilbab, ini kan panas? dan berbagai pertanyaan lain seputar tema yang sama. Aku sangat mengerti itu adalah rasa keinginan tahu an mereka dengan apa yang ada di media - media tentang islam. Aku pun tidak merasa risih, justru tertantang untuk memuaskan rasa keingin tahuan mereka, selain itu aku juga secara tidak langsung jadi belajar juga bukan :D?


Satu - satunya orang yang gampang di ingat oleh Profesor adalah aku sendiri. Karena aku adalah orang yang paling mencolok di ruangan kelas ku. Pernah ada satu pengalaman, waktu itu ketika aku sedang mengerjakan ujian di semester pertama. Keitika itu, aku sedang mengerjakan ujian, lalu ada professor ku mendekati mejaku dengan meliat studienausweiss (kartu mahasiswa), kemudian beliau berkata " Ya, sekarang saya tau nama anda" sambil tersenyum kemudian dia berkata " Viel Erfolg für die Prüfung" yang artinya semoga sukses dengan ujian nya. Saat itu aku merasa menjadi berbeda bukan lah hal yang selalu buruk. Karena dengan menjadi berbeda lah aku menjadi gampang di kenal oleh teman - teman dan juga professor ku. Kemudian ketika aku jarang masuk ke kampus karena sedang demotivasi, kemudian temen - teman dekat ku mulai mengirimkan sms dan menanyakan kabar ku. Dan yang aneh nya lagi, teman teman yang tidak begitu dekat dengan ku pun menanyakan keadaanku.


Well, kalo dari segi fisik memang aku terlihat sangat berbeda kan? Tapi ternyata memang secara prinsipil kami juga berbeda. Terutama masalah have fun :). Ketika kebanyakan dari teman - temanku memilih berpesta dengan seringnya dengan alasan have fun dan menjaring networking. Aku memilih berdiam diri dirumah sembari menonton film baru yang di rekomendasikan teman atau bermain gitar di rumah ( walaupun saat ini gitar nya masih gitar pinjeman ). Sering sekali undangan party di kampus, yang dimulai tengah malam itu aku tolak. Ada kejadian lucu waktu itu. Ketika undangan pertama party datang dari teman satu flatt (red : apartement) aku, saat itu aku memang sedang tidak enak badan. Dan aku menolak dengan alasan sakit. Dan anehnya lagi di saat itu juga ada cowok (tetangga atas flatt ku ) mengajak juga ke party, padahal aku sama sekali ngga kenal sama cowok itu. Undangan party kedua pun datang, saat itu kalau ngga salah haloween party, dan party berlangsung di kampus. Memang letak kampus saat itu tidak jauh dengan letak rumah ku. Namun lagi - lagi aku memberi alasan untuk menolak. Dengan alasan capek. Undangan demi undangan aku tolak. Dan akhirnya ketika aku jenuh dengan berbagai alasan yang kuberi. Aku pun menjawab undangan itu. Ketika itu temanku yang bernama Beata selalu bertanya, " Dyah, warum gehst du nicht zur Party? " yang artinya, Dyah kamu kenapa ngga pernah pergi ke Party sih? kemudian aku akhirnya menjawab, kalau aku ngga suka dengan Party, dan Party itu bukan lah bagian dari kebiasaan ku. Kemudian teman ku menjawab," Iya, tapi itu ngga bagus dyah kalo kamu ngga ikut party kamu ngga akan bisa mendapatkan teman, dan juga tips tips kuliah" Aku yang dijawab dengan pernyataan itu pun saat itu hanya tersenyum. Aku kemudian bercanda dengan teman ku itu," Kalau party nya diadakan pagi - pagi atau siang, atau kalau party nya cuma minum teh dan wafer aku pasti ikut deh. Aku menyengirkan senyum ke dia. Kemudian aku pun menjawab, " Aku ngga pernah ikut party, tapi aku kenal kamu dan teman - teman lain nya.", " Jadi aku ngga butuh party untuk mendapatkan teman, ya ngga?". Itu lah sepenggal cerita tentang aku dan Party. Aku pribadi bukanlah orang yang kaku, aku juga suka dengan menyenangkan diri dan party, birthday Party, gathering Party. Party itu sebenernya akan menjadi sangat tidak nyaman bagi ku, terutama di Jerman. Party disini udah mulai dengan keadaan yang tidak terkontrol lagi dengan ditambahnya minuman alkohol dan juga dance dance yang menrut ku sangat tidak nyaman.

Party, dan beberapa hal lain lah yang membuat aku berbeda pandangan dalam have fun. Aku memang bukan orang yang tergolong cukup gaul di lingkungan kampus. Dan memang temanku tidak sebanyak mereka yang rajin mendatangi party. Namun bagi ku mempunyai teman yang bisa menerima semua perbedaanku apa ada nya justru yang lebih berharga dan penting. Teman - teman baik ku dikampus adalah orang jerman non yang kebanyakan juga bisa dibilang cuek juga dengan agamanya. Namun satu hal yang aku hargai, mereka sangat menghargai aku dengan agamaku.

Menjadi seorang yang berbeda adalah sebuah pilihan. Dan dengan berbeda itu lah kamu akan membawa ciri khas dan orisinalitas dirimu. Aku jadi ingat perkataan teman ku, kenapa jempol selalu diidentikan dengan sesuatu yang bagus, atau superior. Karena jempol berbeda dengan jari - jari yang lain. Hmm agak lucu juga memang dengan analogi jempol. Tapi aku akan tetap menjadi orang yang berbeda, tak peduli dengan lingkungan dimana dan kapanpun. Karena setiap orang membawa ciri khas nya masing masing. Dan aku akan tetap membawa ciri khasku. Everbody hat its beauty, but not everyone see it.

3 Kommentare:

  1. Assalamualaikum,,salam kenal ukhti. kisahnya menarik..

    AntwortenLöschen
  2. wa'alaykumsalam. Jazakillah khairan Ukhti :)
    salam ukuwah :D

    AntwortenLöschen
  3. assalamu'alaykum Mba yg cantik, salam kenal & blog-walking, ceritanya inspiratif dan memotivasi sy :-)

    AntwortenLöschen